ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Oleh : Eki Baehaki

Sumber Foto: Google
LAHIRNYA telepon pintar, yang sering disebut dengan smartphone menjadi suatu gebrakan canggih di era modern ini. Smartphone hadir dengan beragam merk teranyar, lengkap dengan fitur-fitur menarik dan lebih baik dibanding sebelumnya.

Keberadaan smartphone telah masuk ke tengah-tengah masyarakat, terlebih mahasiswa. Fakta fenomenal yang nyaris tak terbantahkan bahwa smartphone telah muncul menjadi ‘candu’ terhebat di zaman ini.

Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Gunadarma, Muhammad Ryan Nuary  mengakui, bahwa dirinya sering menggunakan smartphone, bahkan hampir 12 jam penuh dalam sehari. Baginya, dengan smartphone segalanya menjadi mudah, dari buka social media hingga ‘menjangkau’ cepat ke pelosok dunia.

“Uang yang di keluarkan sebulan untuk membeli kuota internet buat smartphone paling 150 ribu rupiah. Pokoknya, sering membeli kuota, dan biasanya di smartphone buka  BBM, Path, Snapchat, Line, Instagram, Twitter, Facebook, Email, Soundcloud, Youtube, Chrome,” ungkapnya, Rabu (2/12/2015)

Selaras dengan Ryan, mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung, Wisma Putra pun sering menggunakan smartphone. Selain mudah dalam segala hal, juga dapat memudahkan dalam penyelesaian tugas-tugas kuliahnya. Wisma mengeluarkan uang untuk mengisi kuota internet sebesar 60 ribu rupiah sebulan, dan biasanya habis seminggu sebelum waktunya. Ia menjelaskan, mengutamakan penggunaan smartphone dari pukul 12 siang hingga 9 malam.

Smartphone menjadi fenomena berdampak pada aspek kehidupan mahasiswa pada khusunya, baik dalam dunia pendidikan, ekonomi, juga sosial. Dalam dunia pendidikan, smartphone dapat dijadikan penunjang siswa atau mahasiswa dalam mengakses materi pelajaran yang mereka butuhkan.

Pasalnya, smartphone juga didukung oleh fasilitas e-book reader. Dalam dunia ekonomi, smartphone juga berperan aktif dalam sirkulasi keuangan dalam maupun antarnegara. Dalam dunia sosial tentu fungsi utama smartphone yang paling diunggulkan adalah untuk proses komunikasi antar-manusia.
Namun, di sisi lain, seperti layaknya teknologi pada umumnya, kehadiran smartphone tak lepas dari berbagai nada negatif mengenai dampak yang ditimbulkan. Berbagai pro-kontra tentang teknologi yang merupakan hasil perkawinan antara keresahan dan keinginan manusia untuk memperbarui peradaban ini bermunculan. 
Mahasiswa terlebih banyak berinteraksi dengan smartphone, dari bangun tidur hingga tidur lagi seolah menjadi kebiasaan sehari-hari yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Semua informasi pun beralih ke smartphone, dari informasi mengenai mata kuliah dan yang lain.

Namun berbeda halnya dengan mahasiswa Tarbiyah UIN Bandung, Ika Rustikan. Ia mengaku tidak menggunakan smartphone, karena menurutnya kehadiran smartphone menimbulkan hal yang negatif  terjadi. Ika bercerita bahwa smartphone akan menimbulakan dampak negatif untuk orang-orang yang tidak bisa memanfaatkannya dengan hal-hal yang positif.

“Saya memang tidak memiliki smartphone yang canggih seperti teman-teman saya saat ini. Tapi saya tahu, karena smartphone, orang-orang akan lebih memilih atau asik dengan gadgetnya sendiri di manapun mereka berada. Orang yang mempunyai smartphone dan hanya digunakan untuk upadate status atau foto, agar orang lain mengetahui tentu sangat tidak bermanfaat. Hanya membuang-buang uang saja untuk membeli paket internetan,” tandanya, Kamis (3/12/2015)

Ika juga menambahkan, seiring dengan berjalannya waktu, sms atau telepon pun menjadi jarang digunakan. Padahal, harus ada toleransi juga ketika ada yang tidak mempunyai smartphone, seperti dirinya. Menurutnya, untuk berkomunikasi dengan baik tidak harus mempunyai handphone yang cerdas, namun bisa memberi informasi sudah merupakan silaturahmi.

Bagaikan Candu

Berbicara tentang kata “candu” tentu akan bersinggungan dengan banyaknya waktu penggunan smartphone. Fenomena ‘kecanduan’ smartphone kini sudah bukan lagi wacana berupa prediksi untuk jangka waktu ke depan, tetapi sudah teralami.

Kecanduan smartphone dirasakan oleh Fajar, mahasiswa Komunikasi Unpad. Fajar mengaku tidak bisa jauh-jauh dari smartphone, sampai-sampai ke kamar mandi pun terkadang membawa smartphone. Bangun tidur yang pertama kali dilihat adalah smartphone. “Pokoknya sering banget mainin smartphone, sampai lupa waktu. Apalagi kalau sudah main game,” jelas laki-laki yang pembawaannya santai ini.
Dilansir Tempo (20/9/2015), tren pengguna smartphone di Indonesia rupanya tumbuh pesat. Berdasarkan survei terbaru Baidu, 59,9 pengguna Internet di Indonesia mengakses dunia maya itu melalui ponsel pintar atau smartphone. Angka itu mengalahkan prosentase pengguna yang mengakses internet melalui laptop atau netbook.
Saat ini, smartphone kelas low-end masih yang terbanyak digunakan pengakses mobile internet di Indonesia. “Lebih dari 80 persen pengguna menggunakan smartphone dengan kisaran harga Rp 1.000.000–Rp 3.000.000. Demikian menurut Kemas Antonius, Product Manager Baidu Indonesia, dalam siaran pers pada Kamis  (27/11/2014)

Baidu adalah mesin pencari dari Cina, rival Google. Dalam beberapa tahun terakhir ini Baidu mulai agresif mengincar pasar di luar Cina, seperti Indonesia dan Brasil. Dari data survei Baidu, juga diketahui bahwa mayoritas pengguna mobile internet di Indonesia adalah laki-laki. Porsinya 74,7 persen laki-laki dan hanya 25,3 persen perempuan.

Pengguna ponsel pintar di Indonesia terus meningkat. Bahkan, sebuah lembaga riset menyebutkan bahwa Tanah Air berada di peringkat kelima dalam daftar pengguna smartphone terbesar di dunia. Data ini dilansir oleh analis kawakan Horace H. Dediu melalui blognya, asymco.com.

Posisi pertama diduduki China. Dengan populasi lebih dari 1 miliar penduduk, Negeri Tirai Bambu memiliki jumlah pengguna smartphone terbesar, mencapai 422 juta. Di bawah China, ada Amerika Serikat dengan jumlah pengguna mencapai 188 juta. Tepat di urutan ketiga dan selanjutnya adalah India, Brazil dan Jepang.

Dalam data tersebut disebutkan pula Indonesia menduduki posisi 5 besar dengan pengguna aktif sebanyak 47 juta, atau sekitar 14% dari seluruh total pengguna ponsel. Dari data itu tak mengherankan bila kemudian mempengaruhi penggunaan smartphone dan kecanduannya menyebar.  Indonesia masuk dalam 5 besar pengguna yang aktif.

Dampak dan Solusi

Sebuah teknologi, selain memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, tentu juga menyimpan dampak, terlebih jika digunakan dengan cara yang salah atau berlebihan. Tak terkecuali dengan penggunaan smartphone. Berbagai dampak dari penggunaan smartphone yang berlebihan dapat timbul seiring berjalannya waktu. Artinya, tidak datang sekaligus.  Ancaman tersebut dapat timbul menyerang kesehatan, baik itu secara fisik maupun psikis.

Dilansir Kompasiana, penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menimbulkan bahaya sebagai berikut:

1. Penglihatan menjadi terganggu.
  • Dalam dunia kedokteran dikenal istilah Computer Vision Syndrome (CVS) yang merupakan gejala (sindrom) yang diakibatkan seringnya melihat layar. Dalam hal ini termasuk layar smartphone. Gejala-gejala akibat CVS diantaranya mata kering (Dry Eyes). Normalnya mata akan berkedip 16-20 kali per menit, tetapi saat melihat layar handphone mata hanya berkedip 6-8 kali per menit. Bisa dibayangkan mata manusia akan rentan kering jika dalam semenit hanya berkedip 6 kali. 
2. Sakit kepala
  • Ini akibat posisi leher yang salah dan tegang pada mata, karena seringnya melihat layar handphone.
3. Pandangan kabur (Blurry Vision)
  • Hal ini akibat dari tegangnya otot mata yang tidak mampu fokus lagi pada jarak yang berbeda. Bisa mengakibatkan terjadinya rabun jauh. Seringnya melihat layar dalam waktu yang lama dapat meregangkan otot mata yang mana didesain untuk fokus secara alami pada jarak 20 kaki.
4. Timbulnya gangguan pendengaran akibat terlalu lama meggunakan speaker
  • Pengguna yang rata-rata menggunakan 10 menit atau lebih dalam sehari dapat meningkatakan risiko gangguan pada pendengaran. 
5. Kelainan postur tubuh
  • Biasanya gangguan arthritis dan penyakit degeneratif lainnya banyak ditemui pada usia 40-50 tahun. Akan tetapi kini ditemukan juga pada pengguna smartphone berusia muda akibat postur tubuh yang salah.
6. Merusak otak
  • Dampak buruk radiasi ponsel terhadap kesehatan memang masih jadi kontroversi. Namun beberapa penelitian menunjukkan, radiasi ponsel bisa memicu tumor otak dan insomnia. Terlalu sering menatap ponsel juga bisa menyebabkan rasa mual dan sakit kepala. 
Selain mengganggu terhadap kesehatan, penggunaan smartphone yang berlebihan pun dapat berakibat pada gangguan psikis dan sosial.  Ini seperti dikatakana pakar sosial UIN SGD Bandung, Dadang Kahmad. Bahaya menggunakan smartphone yang berlebihan, jelasnya, dapat menghambat prosuksi melatonin, yaitu senyawa yang akan meningkatkan mood. Jika produksi senyawa melatonim ini terhambat, maka seseorang dapat kehilangan kebahagiaannya.

Selain itu, Dadang menambahkan, candu smartphone di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa ini dapat mengurangi minat baca, karena membaca melalui smartphone berbeda dengan membaca lewat buku langsung. Membaca melalui smartphone akan cepat membuat mata lelah, sehingga mahasiswa tidak akan bisa membaca dalam jumlah yang banyak.
“Saya suka prihatin kalau lihat masyarakat dan mahasiswa sekarang. Ya mungkin perkembangan zaman, namun alangkah lebih baik jika penggunaan smartphone di batasi. Lakukanlah dengan hal sepositif mungkin, jangan menjadi kecanduan yang berlebihan. Efektifnya penggunaan smartphone itu digunakan seperlunya saja,”  jelasnya, Selasa (1/12/2015)
Selain itu, Dadang pun menjelaskan dampak sosial yang terjadi. Candu smartphone akan mengakibatkan terkikisnya solidaritas dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Seorang pecandu smartphone akan lebih peduli terhadap teman media sosialnya daripada teman yang ada di lingkungan sekitarnya.

“Dan hal itu bertentangan dengan ajaran Islam yang dawil qurba atau kaum kerabat, tetangga yang dekat, atau teman sejawat. Itu yang harus diperhatikan terlebih dahulu daripada orang-orang yang jauh,” paparnya.

Dadang juga menjelaskan, masyarakat yang kecanduan smartphone tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pengguna smartphone lama kelamaan akan lemah dalam bersosialisasi. Kebanyakan mahasiswa, mengalami gangguan tidur, tugas lupa karena semalam begadang sambil main smartphone. Smartphone itu adalah alat, bisa membahayakan dan bisa memberi manfaat. [] Ed. Ima Khotimah 

Tim Peliput : 
  • Ima Khotimah, Fitri Sentika, Haekal Muhamad Husain, Eny Diana, Ike Sopiah, Hildatun Najah [Mahasiswa Jurnalistik VB Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung]

About Kampus Kita Oke

Saya adalah pengajar jurnalistik di Prodi Jurnalistik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung. Berita atau pun tulisan di REPORTASE MAHASISWA ini merupakan hasil praktik liputan para mahasiswa. Demikian semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top
Select options on the left to generate your code...