ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Foto: Dok. Polisi
BANDUNG | Aksi kriminalitas yang dilakukan anak di bawah umur  di Kota Bandung kian meningkat. Data Polrestabes Bandung  sepanjang tahun 2012 hingga 2015 mencatat ada 31 kasus anak  sebagai pelaku kriminalitas.

Staf Urbin OPS Polrestabes Bandung, Teddy Yuliadi  menjelaskan,”Selama 4 tahun terakhir terus meningkat. Terakhir  kasus penganiayaan yang dilakukan anak dibawah umur sekitar  beberapa bulan lalu.” Demikian ungkap Teddy saat ditemui di  Kantor Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim), Polrestabes  Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Senin (23/11/2015).

“Ada tiga faktor penyebab anak di bawah umur melakukan tindak  kriminal. Pertama, pengawasan orang tua kurang, karena  kesibukannya mungkin, lalu mengakibatkan terjadi faktor kedua.  Biasanya salah pergaulan, karena kurang pengawasan anak jadi  salah gaul. Terjadinya salah gaul, karena faktor ketiga ialah  kurangnya pendidikan di dalam keluarga. Seperti itu yang biasa  terjadi,” jelas Teddy.  

Pengawasan dan pendidikan dari orang tua, kata Teddy, harus  diutamakan sebagai langkah yang tepat untuk meminimalisir  kriminalitas anak remaja atau di bawah umur.

Menurut data Polrestabes Bandung, kriminalitas yang terjadi  selama 4 tahun terakhir ialah, 24 kasus pemerkosaan, 3 kasus  pembunuhan, dan 4 kasus lainnya seperti pencurian dan  perampasan.

“Tingginya kasus pemerkosaan disebabkan kurang pengawasan  orang tua, juga sangat bebasnya anak remaja membuka situs  porno di internet. Membuat rasa penasaran lalu  mengimplemensaikannya,” ujarnya.




Menurutnya, rasa menggebu atau penasaran yang biasa di rasakan  anak remaja, membuat banyak remaja melakukan pemerkosaan hanya  untuk memuaskan rasa penasarannya.

Langkah pertama yang harus dilakukan pihak polrestabes, kata  Teddy ialah, pencegahan dengan melakukan penyuluhan –  penyuluhan ke sekolah – sekolah di Kota Bandung.

“Dengan perintah Kapolres, biasanya kami melakukan penyuluhan  ke sekolah – sekolah  mengenai, masalah narkoba, masalah  kenakalan remaja dan lainnya,” jelasnya.

Langkah kedua, melakukan penindakan bila kriminalitas sudah  terjadi. ”Pihak satreskrim akan bergerak bila kriminalitas  sudah terjadi,” katanya lagi.

Bukan Mencari Jati Diri

Dulu kenakalan dianggap untuk mencari jati diri, namun  sekarang kenakalan bergeser menjadi kenakalan berbentuk  kriminal. Ini terjadi karena kenakalan yang dianggap wajar,  sehingga terjadi pembiaran.

“Miris memang melihat remaja saat ini banyak terlibat kasus  kriminal,” kata pakar psikologi Universitas Islam Negeri (UIN)  Sunan Gunung Djati, Agus Mulyana.

Secara psikis, ada beberapa faktor penyebab anak remaja melakukan tindak  kriminal.

Pertama, karena kurangnya kasih sayang  orang tua, yang mengakibatkan ikatan emosional anak kurang  terpenuhi. Anak lebih senang di luar rumah, karena  merasa  nyaman dengan lingkungan luar dibandingkan di dalam rumah.

Kedua, faktor lingkungan yang banyak memberi pengaruh, baik  dari segi pemikiran hingga contoh yang membuat seorang anak  banyak hidup di luar rumah. Karenanya, seorang anak yang  kurang mendapatkan kasih sayang orang tua akan lebih terbentuk  oleh lingkungannya. Jika lingkungannya baik, maka dia akan menjadi baik. Tapi ika  lingkungannya buruk, maka dia akan menjadi pribadi yang buruk.

Ketiga, sejatinya seorang anak tidak akan mudah terbawa arus  negatif bahkan hingga berbuat kriminal, jika dia memiliki  pengamalan agama serta moralitas yang baik,” papar Agus.
Menurutnya, ketika orang tua sudah kewalahan dan tidak tahu  lagi cara menangani kenakalan anaknya, sebaiknya anak  diserahkan kepada ahli kejiwaan anak.

Pemerintah juga seharusnya menyediakan tempat rehabilitasi  anak.

“Anak yang terlibat kasus kriminal seharusnya diberikan  penanganan sesuai usianya dan ditangani secara psikis,   diarahkan serta dikembangkan minat dan bakatnya. Dengan tujuan  yang sama, yaitu untuk mengubah diri menjadi baik dan lebih  kreatif. Tentunya, anak perlu pendidikan agama dan moralitas  yang baik,” tandasnya. [] Adam M Homsyah | Jurnalistik UIN Bandung

About Kampus Kita Oke

Saya adalah pengajar jurnalistik di Prodi Jurnalistik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung. Berita atau pun tulisan di REPORTASE MAHASISWA ini merupakan hasil praktik liputan para mahasiswa. Demikian semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top
Select options on the left to generate your code...