Foto: Dok. Polisi |
Staf Urbin OPS Polrestabes Bandung, Teddy Yuliadi menjelaskan,”Selama 4 tahun terakhir terus meningkat. Terakhir kasus penganiayaan yang dilakukan anak dibawah umur sekitar beberapa bulan lalu.” Demikian ungkap Teddy saat ditemui di Kantor Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim), Polrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Senin (23/11/2015).
“Ada tiga faktor penyebab anak di bawah umur melakukan tindak kriminal. Pertama, pengawasan orang tua kurang, karena kesibukannya mungkin, lalu mengakibatkan terjadi faktor kedua. Biasanya salah pergaulan, karena kurang pengawasan anak jadi salah gaul. Terjadinya salah gaul, karena faktor ketiga ialah kurangnya pendidikan di dalam keluarga. Seperti itu yang biasa terjadi,” jelas Teddy.
Pengawasan dan pendidikan dari orang tua, kata Teddy, harus diutamakan sebagai langkah yang tepat untuk meminimalisir kriminalitas anak remaja atau di bawah umur.
Menurut data Polrestabes Bandung, kriminalitas yang terjadi selama 4 tahun terakhir ialah, 24 kasus pemerkosaan, 3 kasus pembunuhan, dan 4 kasus lainnya seperti pencurian dan perampasan.
“Tingginya kasus pemerkosaan disebabkan kurang pengawasan orang tua, juga sangat bebasnya anak remaja membuka situs porno di internet. Membuat rasa penasaran lalu mengimplemensaikannya,” ujarnya.
Menurutnya, rasa menggebu atau penasaran yang biasa di rasakan anak remaja, membuat banyak remaja melakukan pemerkosaan hanya untuk memuaskan rasa penasarannya.
Langkah pertama yang harus dilakukan pihak polrestabes, kata Teddy ialah, pencegahan dengan melakukan penyuluhan – penyuluhan ke sekolah – sekolah di Kota Bandung.
“Dengan perintah Kapolres, biasanya kami melakukan penyuluhan ke sekolah – sekolah mengenai, masalah narkoba, masalah kenakalan remaja dan lainnya,” jelasnya.
Langkah kedua, melakukan penindakan bila kriminalitas sudah terjadi. ”Pihak satreskrim akan bergerak bila kriminalitas sudah terjadi,” katanya lagi.
Bukan Mencari Jati Diri
Dulu kenakalan dianggap untuk mencari jati diri, namun sekarang kenakalan bergeser menjadi kenakalan berbentuk kriminal. Ini terjadi karena kenakalan yang dianggap wajar, sehingga terjadi pembiaran.
“Miris memang melihat remaja saat ini banyak terlibat kasus kriminal,” kata pakar psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Agus Mulyana.
Secara psikis, ada beberapa faktor penyebab anak remaja melakukan tindak kriminal.
Pertama, karena kurangnya kasih sayang orang tua, yang mengakibatkan ikatan emosional anak kurang terpenuhi. Anak lebih senang di luar rumah, karena merasa nyaman dengan lingkungan luar dibandingkan di dalam rumah.
Kedua, faktor lingkungan yang banyak memberi pengaruh, baik dari segi pemikiran hingga contoh yang membuat seorang anak banyak hidup di luar rumah. Karenanya, seorang anak yang kurang mendapatkan kasih sayang orang tua akan lebih terbentuk oleh lingkungannya. Jika lingkungannya baik, maka dia akan menjadi baik. Tapi ika lingkungannya buruk, maka dia akan menjadi pribadi yang buruk.
Ketiga, sejatinya seorang anak tidak akan mudah terbawa arus negatif bahkan hingga berbuat kriminal, jika dia memiliki pengamalan agama serta moralitas yang baik,” papar Agus.
Menurutnya, ketika orang tua sudah kewalahan dan tidak tahu lagi cara menangani kenakalan anaknya, sebaiknya anak diserahkan kepada ahli kejiwaan anak.
Pemerintah juga seharusnya menyediakan tempat rehabilitasi anak.
“Anak yang terlibat kasus kriminal seharusnya diberikan penanganan sesuai usianya dan ditangani secara psikis, diarahkan serta dikembangkan minat dan bakatnya. Dengan tujuan yang sama, yaitu untuk mengubah diri menjadi baik dan lebih kreatif. Tentunya, anak perlu pendidikan agama dan moralitas yang baik,” tandasnya. [] Adam M Homsyah | Jurnalistik UIN Bandung
Tidak ada komentar: