ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Editor : Iqbal Pratama Putra

PRFM News
BANDUNG | Pengguna media sosial di Kota bandung serempak mengeluhkan perilaku supir angkutan umum trayek 05, jurusan Cicaheum- Cibaduyut. Perilaku yang tidak sopan, ugal-ugalan hingga kasus pemukulan terhadap penumpang  Oktober lalu,  membuat warga Bandung geram yang akhirnya bebagai protes berdatangan pada pemangku kebijakan.

Keluhan warga tentang Angkot 05 kian hari kian menjadi cerita panjang yang berujung pada kebijakan pemerintah Kota bandung mengumumkan peniadaan angkot 05 tersebut. Namun apakah itu jalan terbaik dan tepat yang dilakukan pemerintah, alih-alih memberi solusi malah timbul masalah baru yakni saling klaim trayek supir satu dengan supir lainya. Bukan saling menguntungkan malah berujung rugi.

Pengguna akun twitter @ade_rr mengabarkan pada linimasa dirinya menjadi korban pemukulan oknum supir angkot 05 dengan nomer polisi D1980cc. Dirinya mengaku dipukul saat hendak meminta uang kembalian. “Saya kasih lima ribu, dikembalikan cuma seribu. Saya coba lagi minta seribu malah dipukul,”kata Ade (dilansir beritagar.id). Kicauan Ade di media sosial akhirnya mendapat banyak komentar dari masyarakat Kota Bandung hingga ada salah satu media yang membuka program khusus pengaduan tentang angkot 05. Setelah menjadi obrolan hangat selama dua minggu akhirnya pemrintah mengambil tindakan untuk mengganti angkot 05 menjadi angkot 08.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Ricky Gustiadi mengatakan, trayek 05 diganti menjadi trayek 08. Jurusan trayek 08 masih sama dengan trayek 05 yaitu Cicaheum-Cibaduyut, namun rute yang akan dilalui berbeda dengan trayek 05 (Pikiranrakyat.com). Sebelumya Ricky Gustiadi menjelasakan hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki citra buruk angkot 05. Warna hijau dengan nomer trayek 08 mulai 3 November lalu sudah mulai terlihat di jalan soekarno hatta Kota Bandung.

Sebanyak 100 unit angkot 05 berwarna merah diubah menjadi angkot 08 yang kini berwarna hijau.
Perubahan trayek baru angkot 05 yang kini angkot 08  tidak memberikan solusi. Jalur perubahan yang digunakan angkot 08 ternyata bersingungan dengan angkot 18 jurusan Panghegar-Dipatiukur. Terjadi saling adu mulut hingga berujung pada perkelahian antara sopir angkot 08 dengan angkot 18 Panghegar-Dipatiukur. Menanggapi hal tersebut Pemerintah Kota Bandung menggelar pertemuan antara kedua belah pihak dan berusaha mencari solusi, namun masih belum ada kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak.

Seperti dilansir Galamedia (25/11) lalu, Koperasi Bandung Tertib (Kobatri) sebagai Pembina pengemudi angkot 18 dan Koperasi Bina Usaha Transportasi (Kobutri) bersikukuh dengan keputusannya masing-masing. Pihak Kobanter menuntut Pemkot Bandung mengembalikan rute angkot 08, ke rute sebelumnya. Sedangkan Kobutri meminta ketegasan Pemkot Bandung memberlakukan rute baru yang telah disepakati.

Solusi Sementara 

Masih belum ada solusi yang cukup untuk meredakan konflik yang terjadi. Dinas Perhubungan Kota Bandung (07/12/205) mengumumkan sementara angkot 08 yang semula melewati terminal cicaheum kini dialihkan ke terminal antapani. Namun hal tersebut masih saja dinilai berat sebelah, seperti tanggapan supir angkot 08 yang ingin dirahasiakan identitasnya, yang merasa tidak nyaman dengan kondisi sekarang.

“Nah justru itu pemerintah diem aja, sekarang supir ini mah korban kalau itu mah tumbal, disana di tolak disini di tolak. Seharusnya pemerintah bertindak, masa Wali kota kalah sama Panghegar ya bingung kan, penggusaha Bandung kalah sama Panghegar, ini kan programnya pemerintah. Kata
Dishub kan ngga boleh muter-muter tapi kita ditolak, akhirnya supir jadi korban, masih boleh kalau ke antapani, di alihkan ke terminal antapani juga baru 3 hari, ya ngga bisa disalahkan ya kalau masalah yang menyangkut perut. Tapi alangkah baiknya kita bicara tanpa memakai kekerasan jangan main fisik. Tapi kalau misalkan pemerintahnya peka, tegas ya cabut aja, ya dia kan yang lebih kuasa, cabut ajah trayek nya kalau ngga gitu mah pasti terus-terus ajah,” ujar Sopir angkot 08 (10/12/2015).

Dirinya merasa dirugikan dengan keputusan Dinas Perhubungan mengalihkan ke terminal Antapani. “Kalau lewat sini mah bukan untung tapi rugi, ruginya kan nambah bahan bakar, kalau lewat Cicaheum ada subsidi. Dulu waktu lewat caheum berangkatnya lewat belakang Cicaheum tapi pulangnya lewat Cicadas, di sini mah jalurnya macet,” ujarnya.

Permasalahan antara sopir angkutan umum tentu juga berdampak pada penumpangnya. Salah satunya Yayang Adisti (30).

“Saya rasa sama saja, tetapi mungkin ada sedikit perubahan, mungkin mereka agak lebih sopan. Kalau dulu-dulu, bagi saya pribadi, saya ngambil jalan tengah, mau narik ongkos sekian sekian saya gak pernah protes, cuma mungkin untuk sebagian orang saja karna kejadian kemarin. Tapi kalau sekarang agak lebih baik. Kalau untuk yang ngetem-ngetemnya masih ada. Tetapi saya perlu banget angkot yang tadinya 05 ke 08 saya perlu banget. Sementara kalau gak ada bus, saya alternatifnya pakai angkot 08 ini,” ujarnya.

Meskipun sempat dipenuhi konflik yang berkepanjangan kini permasalahan transportasi di Kota Bandung sedang dalam tahapan pembenahan. Segala upaya dilakukan pemerintah untuk memberikan fasilitas terbaik bagi masyarakat. Seperti halnya rencana pembangunan jalan bawah tanah dan pengadaan kereta gantung untuk menanggulangi kemacetan.

Kurang Sosialisasi

Terkait hal tersebut Pakar transportasi massa Agam Koswara menilai keputusan pemerintah untuk meniadakan trayek 05 sudah benar, hanya saja perlu adanya sosialisasi dengan sopir angkutan umum lainnya. “Digantinya Angkot 05 dengan Angkot trayek baru saya sangat setuju, Karena akan menghilangkan pandangan negative terhadap angkot 05 serta menghilangkan aksi oknum yang tidak bertanggung jawab. Jika terjadi konflik atau gesekan dengan angkot trayek lain seperti, Panghegar – Dipatiukur, Cicadas – Elang atau lainnya harus bisa dikondisikan atau disosialisasikan terlebih dahulu atau dibuat jalan solusinya,” ujar Agam.

Agam menambahkan komentarnya tentang pemerintah yang harus segera bertindak cepat menangani kasus ini. “Ketika sudah terjadi gesekan fisik atau konflik lanjutan antara angkot trayek 05 dengan lainnya harus ada pihak yang bertanggung jawab, Karena pada dasarnya semua angkutan umum itu kan mencari nafkah. Untuk meminimalisir hal ini perlu ada kajian dan ke efektifan angkot ini, karena seberapa besar dampak baik dan buruknya. Kalu masih banyak hal yang tidak diinginkan lebih baik cabut kembali saja, karena yang merasa dirugikan kan public,” ujar Agam.

“Meskipun sempat dipenuhi konflik yang berkepanjangan kini permasalahan transportasi di Kota Bandung sedang dalam tahapan pembenahan. Segala upaya dilakukan pemerintah untuk memberikan fasilitas terbaik bagi masyarakat. Seperti halnya rencana pembangunan jalan bawah tanah dan pengadaan kereta gantung untuk menanggulangi kemacetan,”ujar Agam.

Hingga kini angkot 08 dipindah jalurkan menuju terminal Antapani padahal sebelumnya menuju terminal Cicaheum. Masih belum ada tindak lanjut pemerintah terkait hal tersebut. []

Kru Jurnalistik VB UIN Bandung

  • Reporter: Fahmi Nauval Aziz (Korlip), Fajar Irdam, Ifka Azmi, Elang Ratnasari Hamidah Prawestri, Jamal Ramadhan, Intan Resika





About Kampus Kita Oke

Saya adalah pengajar jurnalistik di Prodi Jurnalistik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung. Berita atau pun tulisan di REPORTASE MAHASISWA ini merupakan hasil praktik liputan para mahasiswa. Demikian semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top
Select options on the left to generate your code...